Review Kawasaki Athlete 2014 - Bagi pecinta motor bebek sport, barangkali pilihannya memang tak banyak di Indonesia. Satu nama yang kerap menjadi primadona di kelas ini adalah Suzuki Satria FU150. Motor bebek hyper-underbone itu memang mendominasi motor-motor bebek sport ala 'ayam jago'. Nah, bagi yang merasa bosan dengan keberadaan Suzuki Satria, pilihan lain yang ada adalah Kawasaki Athlete dan Honda CS1 Pada artikel kali ini, otomoch akan membahas sedikit tentang motor Kawasaki Athlete 2014. Motor berkapasitas 125cc ini memang sempat dihentikan produksinya sejak awal 2013 lalu. Namun dengan dibukanya pabrik Kawasaki di Cibitung pada awal Januari 2014, produksi motor-motor bebek yang semula direncanakan akan berhenti produksi, kini kembali dilanjutkan.
Review Kawasaki Athlete 2014
Untuk kelebihan dan kelemahan Kawasaki Athlete versi 2009 - 2011, dapat membaca artikel yang ditulis sebelumnya: http://otomoch.blogspot.com/2013/12/kelebihan-dan-kelemahan-kawasaki.html. Nah, pada review kali ini, kami akan memberikan penilaian secara subjektif pada 'ayam jago' versi terbaru ini serta perbandingannya dengan Kawasaki Athlete versi sebelumnya.
Desain - Bicara soal desain, seperti kebanyakan motor - motor buatan Kawasaki, memang tak perlu diragukan lagi. Dengan ciri khas striping terbarunya serta tampilan bodi yang serba lancip, Kawasaki Athlete 2014 nampak lebih garang. Memang striping bodi versi 2014 ini tak ada perbedaan dengan Kawasaki AX125 (julukan Athlete) versi 2013 awal, berbentuk tribal yang membalut pada sektor cover belakang hingga tengah bawah. Tulisan Athlete ditambahkan pada sektor bodi menggantikan tulisan Kawasaki seperti yang tampak pada versi 2011.
Jok - Salah satu perbaikan yang dilakukan pada Kawasaki Athlete 2014 ini terlihat pada bagian jok motor yang lebih lembut dan nyaman serta dibuat seperti bertingkat dengan bagian depan yang lebih tipis dibandingkan jok belakang. Untuk Kawasaki Athete versi lawas, kontur jok depan-belakang hampir sama tingginya dan terasa lebih keras.
Dashboard - Pada panel bagian dashboard, Kawasaki Athlete 2014 tak mengalami perbedaan dengan versi terakhir 2013. Namun berbeda dengan Athlete versi 2011-12. Pada versi lawas terdapat LED bertuliskan Kawasaki pada bagian panel dashboard. Bicara soal fitur, dashboard Athlete memang terbilang minim. Hanya ada petunjuk speedometer, lampu netral, lampu seins (digabung). Tak ada petunjuk indikator bensin. Satu-satunya petunjuk yang tersedia hanya indikator lampu berwarna oranye yang akan menyala saat persediaan bensin tersisa 1 meter. Untuk kelengkapan dashboard, Kawasaki Athlete memang kalah dibandingkan Suzuki Satria maupun motor bebek lainnya.
Switch Lampu - Nah, salah satu fitur yang dihilangkan pada Kawasaki Athlete 2014 ini adalah bagian saklar lampu sehingga lampu depan akan menyala sepanjang waktu selama mesin dihidupkan.
Piston - Pada Kawasaki Athlete versi lawas, sektor pengereman menggunakan doubel piston. Sedangkan pada Kawasaki Athlete 2014 hanya menggunakan single piston tunggal yang berukuran lebih besar. Setelah melakukan test ride, ternyata pengereman single piston ini sangat menggigit. Barangkali perubahan ini dilakukan untuk meminimalisir kemacetan pada salah satu piston yang bisa terjadi sewaktu-waktu seiring dengan termakannya usia piston.
Suspensi - Untuk sektor suspensi, Kawasaki Athlete 2014 terbilang nyaman. Sokbreker yang bentuknya horizontal tidur yang terkesan agak aneh tersebut justru mampu bekerja dengan maksimal dalam mereduksi getaran. Begitupun dengan suspensi depannya. Untuk masalah suspensi dan kemampuan mereduksi getaran, teknologi Kawasaki Athlete 2014 patut diacungi jempol.
Setang - Kawasaki memang telah memodifikasi setang jepit dengan menutup lubang setang jepit sejak AX versi 2011, sehingga bagi pengendara yang terbiasa membuat ceper motor, hal itu tak bisa dilakukan pada AX125 2014 ini. Tapi, dari test ride yang dilakukan oleh penulis, posisi standar setang jepit yang diusung oleh Athlete 2014 sedikit lebih merunduk dibandingkan posisi standar setang jepit Suzuki Satria meskipun tidak berbeda jauh.
Handling - Untuk masalah handling, letak tengki bensin yang berada didepan nampaknya tidak dibuat untuk tujuan pemanis semata. Dengan bobot yang ditambahkan ke sektor tengah sasis tersebut justru memberikan kestabilan dalam berkendara, baik trek lurus maupun menikung.
Mesin - Bicara soal dapur pacu, memang banyak yang memberi komentar perihal lelet nya mesin Kawasaki Athlete. Namun, dari test ride yang dilakukan oleh penulis otomoch sendiri, tarikan bawah Athlete 2014 ini cukup responsif, walaupun bukan yang terbaik. Suara mesin juga sangat halus jika dibandingkan dengan Suzuki Satria atau Supra X125. Dengan rasio gir depan-belakang 14:36, Kawasaki Athlete 125 memang dirancang untuk dominan pada putaran atas dengan nafas yang panjang. Dengan BBM Pertamax, bahkan getaran mesin tidak terlalu terasa meskipun digeber di kecepatan 80-100 km/jam.
Konsumsi Bahan Bakar - Untuk konsumsi bahan bakar, pengujian dilakukan dengan mengisi bahan bakar Premium seharga Rp.10.000,- (per-liter Rp.6.500), didapati bisa menempuh perjalanan sekitar 60 km. Dengan demikian, jika mengisi 20 ribu, konsumsi bahan bakar Athlete 2014 bisa menempuh jarak sekitar 120 km atau sekitar 1 : 41 km. Konsumsi bensin Kawasaki Athlete menjadi lebih irit saat dipakai di kondisi jalanan lancar tanpa kemacetan. Untuk pengujian kedua, didapati konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit dengan perbandingan 1:45. Untuk putaran bawah, akselerasi Athlete memang cukup berat serta membutuhkan puntiran gas cukup dalam, sehingga membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Untuk kategori motor kelas 125 cc, dengan konsumsi bahan bakar rata-rata 40 km per-liter memang tak bisa dibilang irit atau boros, hal itu terbayar dengan performa Kawasaki Athlete yang cukup bertenaga diputaran atas.
Konsumsi Bahan Bakar - Untuk konsumsi bahan bakar, pengujian dilakukan dengan mengisi bahan bakar Premium seharga Rp.10.000,- (per-liter Rp.6.500), didapati bisa menempuh perjalanan sekitar 60 km. Dengan demikian, jika mengisi 20 ribu, konsumsi bahan bakar Athlete 2014 bisa menempuh jarak sekitar 120 km atau sekitar 1 : 41 km. Konsumsi bensin Kawasaki Athlete menjadi lebih irit saat dipakai di kondisi jalanan lancar tanpa kemacetan. Untuk pengujian kedua, didapati konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit dengan perbandingan 1:45. Untuk putaran bawah, akselerasi Athlete memang cukup berat serta membutuhkan puntiran gas cukup dalam, sehingga membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Untuk kategori motor kelas 125 cc, dengan konsumsi bahan bakar rata-rata 40 km per-liter memang tak bisa dibilang irit atau boros, hal itu terbayar dengan performa Kawasaki Athlete yang cukup bertenaga diputaran atas.
Kawasaki Athlete Biru (img: kaskus) |
Nah, demikianlah informasi mengenai Kawasaki Athlete 2014: Review Bebek Sport Minim Fitur. Untuk tambahan lainnya seputar review motor ini akan ditambahkan kemudian. Semoga bermanfaat :-)
artikel otomoch lainnya mengenai:
0 Response to "Kawasaki Athlete 2014: Review Bebek Sport Minim Fitur"
Posting Komentar